Review Anime
Noragami Aragoto
Noragami Aragoto merupakan bagian dari Autumn/Fall season pada tahun 2015. Kali ini dengan part 2 dari anime series. Noragami membawakan total sebanyak 13 episode. Season satu hadir pada ‘winter 2014’.
Warning!!! Disarankan untuk menonton season 1, sebelum membaca review ini….
Dalam 13 episode tersebut, Noragami Aragoto membawakan sebanyak 2 arc yang masing-masing terfokus pada Bishamon’s Arc dan Ebisu’s Arc.
Bishamon’s Arc dimulai dari episode 1 sampai dengan Episode 6.
Sedangkan Ebisu’s Arc dimulai dari Episode 7 sampai dengan Episode 12.
Music : B
Produksi musik dari Noragami Aragoto dilakukan oleh Taku Iwasaki. Dia kembali setelah menjadi composer Ost untuk season pertama. Terlebih atas kontroversi yang terjadi dengan salah satu ost yang dia buat. Namun secara general, khususnya opening dan ending cukup diterima dan mendapat apresiasi oleh kalangan fans.
Art/Animation : A-
Bones yang menjadi Animasi Studio dari Noragami Aragoto terkenal dengan karyanya yang memiliki art berkualitas. Fullmetal Alchemist Brotherhood, Darker than Black, Eureka Seven, Zetsuen no Tempest merupakan contoh dari karya mereka.
Tak kalah berkualitasnya, Noragami Aragoto pun menyajikan animasi efek yang menarik. Hal itu bisa kita lihat pada saat Yato dan kawan-kawan ketika mengalahkan Ayakashi. Serta fighting scenes yang terjadi.
Kemudian Character Design dari anime yang tidak jauh berbeda dengan karya aslinya/manga. Proporsi desain karakter yang balance menjadi nilai plus dalam anime ini. Mungkin ada beberapa key animasi yang kurang pas pada beberapa scene, namun hal itu tidak terlalu mencolok dan bisa ditolerir.
Story : A-
Bishamon’s Arc
Konflik di antara Yato dan Bishamon merupakan hal yang tak bisa dikesampingkan. Mutlak penyelesaian konflik antara keduanya harus bisa dilakukan. Karena semua itu adalah murni kesalahpahaman.
Bishamon adalah salah satu dari dewa keberuntungan yang memiliki dendam pada Yato. Hal itu bermula ketika Yato membunuh seluruh shinki miliknya di masa lalu. Oleh karena itu kedua di antaranya memiliki hubungan yang sangat tidak harmonis. Andaikan keduanya dipertemukan pasti pertempuran terjadi.
Pada Arc ini kita bisa melihat bagaimana loyalitas para shinki terhadap tuannya. Terdapat Yukine di pihak Yato dan Kazuma pada pihak Bishamon.
Dan cerita dari Bishamon Arc pun berakhir dengan sempurna.
Ebisu’s Arc
Moral values yang terdapat di dalamnya sangat kental. Pada awal cerita Ebisu digambarkan sebagai seorang yang egois dan arogan. Terlebih atas apa yang dia lakukan merupakan sebuah taboo dan terlarang bagi seorang dewa.
Sejalan berlangsungnya cerita, kenyataan asli mengenai Ebisu ternyata tidak seperti itu. Apa yang dilakukan Ebisu selama ini terus menerus berkorban demi kehidupan manusia. Tak ada satu pun bentuk apresiasi yang dia dapat untuk itu.
Hingga akhirnya pandangan Yato terhadap Ebisu pun berubah.
Noragami adalah karya yang mengacu pada mitologi dewa di jepang. Seperti halnya Izanami, Bishamon dan Ebisu pada Noragami Aragoto. Modifikasi di antara cerita tersebut merupakan hal yang menarik. Banyak karya yang melakukan modifikasi terhadap mitologi yang ada, dan itu bukan hal yang mudah. Memerlukan pengetahuan dan penelitian terhadap masing-masing mitologi.
Enjoyment : A
Noragami menempatkan kenyamanan/kenikmatan pada prioritas tertinggi dalam daftar mereka. Bisa dikatakan noragami menjadi salah satu top anime pada musim gugur. Bagi penggemar yang telah terlebih dahulu mengetahui jalan cerita, mempunyai harapan akan kualitas adaptasi. Untuk saya sendiri, bagian ini adalah hal yang sukses disajikan.
Unsur humor/komedi yang tersaji dalam setiap bagian cerita sangat tepat.
Bisa kita ingat bagaimana Yato yang merupakan tuan dari Yukine, selalu mendapat perlakuan yang tidak senonoh. Hal itu pun tak terlepas dari tingkah laku dari Yato yang sama-sama konyol. Dia selalu melakukan hal yang membuat Yukine jengkel.
Meskipun begitu Yato sangat easygoing dengan Yukine. Dia tak menganggap shinkinya sebagai budak, melainkan teman atau bahkan anaknya sendiri. Respek diantara keduanya sangat terjaga.
Tingkah laku di antara keduanya selalu membuat saya tertawa.
Lalu romance diantara Hiyori dan Yato.
Menjadi perhatian lebih bagi saya sendiri untuk hal ini. Hiyori yang merupakan manusia, memiliki affection terhadap Yato yang merupakan seorang dewa. Sebuah hal yang menarik andaikan keduanya memiliki ikatan satu sama lain.
Khusus pada season ini, kita bisa melihat bagaimana Yato yang sangat khawatir akan Hiyori dan viceversa. Terdapat kemajuan atas apa yang terjadi pada season pertama. Pada Bishamon’s Arc sendiri, kita melihat Yato yang siap melakukan apapun untuk menyelamatkan Hiyori. Dan pada Ebisu’s Arc, Izanami yang menyerupai Hiyori menggambarkan orang terpenting bagi Yato.
Saya mengharapkan ending yang baik antara keduanya.
Overall : A- (8.3 – 8.5)
Apa yang saya katakan bisa pula mengacu pada Manga, karena Noragami Aragoto merupakan adaptasi dari karya original. Namun begitu tidak semua manga berhasil diadaptasi dengan baik seperti Noragami. Ada yang bahkan gagal memenuhi ekspektasi dari fans karya original. Hampir semua adaptasi yang berhasil berbanding lurus dengan karya originalnya. Sedang kegagalan adaptasi tidak serta merta merupakan kesalahan dari karya original.
“Noragami Aragoto adalah anime adaptasi season 2 yang bisa dikatakan berhasil dalam eksekusi pacing cerita, art dan pembangunan karakter.”
Untuk anime yang merupakan adaptasi dari original works, kesesuaian dengan original works menjadi perhatian. Mungkin terdapat sedikit perbedaan pada penerapannya, namun bisa jadi hal itu telah masuk dalam perhitungan dari para produser.
Konsen kelanjutan dari adaptasi menjadi hal yang penting. Karena dengan open ending itu artinya masih terdapat kemungkinan season 3 dari anime noragami.
0 comments:
Post a Comment